Friday, April 10, 2015

Kunjungan ke Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, 03 April 2015

Jumat, 03 April 2015 menjadi salah satu hari yang paling berkesan di dalam hidup saya. Pada tanggal tersebut saya mendaftarkan diri untuk mengikuti kunjungan ke Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, Jakarta Timur bersama teman-teman dari Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammvaddhana (KMBD) BINUS University dalam rangka DV SOS 2015.  Peserta kunjungan diminta untuk berkumpul pada pukul 07.00. Saya sudah tiba di depan admisi Kampus Anggrek pada pukul 06.45 karena tidak mau terlambat mengikuti acara yang tentunya sangat seru ini.
Setelah semua peserta berkumpul, kami naik ke bus dan melaju ke lokasi tujuan. Perjalanan yang sangat lancar membuat kami sudah tiba di lokasi sekitar pukul 08.00. Sesampainya di sana, saya segera turun dengan penuh semangat dan masuk ke aula utama. Ternyata teman-teman dari bus yang lain sudah tiba terlebih dahulu dan sudah membaur bersama teman-teman dari Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Rentang usia teman-teman di panti ini sangatlah beragam mulai dari anak kecil, remaja, orang tua, hingga lansia. Jujur saja, pada awalnya saya bingung bagaimana cara untuk berbaur dengan teman-teman yang ada di sini. Saya mengajak seorang wanita paruh baya untuk mengobrol namun beliau nampak tidak begitu tertarik dan hanya menjawab pertanyaan saya sekedarnya saja.
Merasa tidak ada kecocokan, saya pun terdiam. Tidak berapa lama, datang serombongan teman-teman dari Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Ada salah seorang anak kecil laki-laki yang menarik perhatian saya. Saya memberanikan diri untuk mendekati dan mengajaknya berkenalan. Anak kecil tersebut ternyata bernama Putra, umurnya 8 tahun. Wajahnya sangat menggemaskan. Putra juga sangat lucu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan polosnya. Putra bercerita bahwa ia senang bermain sepak bola. Saya merasa bersyukur bahwa keterbatasan yang dimilikinya tidak menjadi halangan untuk beraktifitas seperti anak seumuran lainnya.

Foto bersama Putra :)
 
Sekitar pukul 09.00 acara pun dimulai dengan kata sambutan dari Metta Ratana selaku ketua pelaksana DV SOS 2015, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Tan William Tanuwijaya selaku ketua KMBD dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari pihak Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Acara dilanjutkan dengan penampilan dari teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Ada yang bermain biola, bernyanyi, bermain piano, dan banyak lagi. Rasanya sangat bangga melihat mereka mampu berkarya di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Beberapa teman dari panti bahkan mampu menjahit dengan mahir. Luar biasa!

Amazing talent from amazing people!

Acara dilanjutkan dengan bermain game. Seluruh peserta kunjungan baik dari KMBD maupun teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin diberi secarik kertas yang berisi nama binatang seperti singa, serigala, kucing dan lain sebagainya. Peserta game lalu diminta untuk menutup mata dengan slayer, kain atau benda lainnya yang telah diminta panitia untuk dibawa saat kunjungan. Peserta game harus mencari teman sekelompok yang mendapatkan nama binatang yang sama dengan syarat hanya boleh menirukan suara dari binatang tersebut, tidak boleh mengucapkan satu patah kata pun.
Saat mata saya ditutup, saya menjadi panik karena saya tidak bisa melihat apa pun dan tidak bisa menentukan arah untuk berjalan. Kebetulan pada saat mata saya ditutup, di sebelah saya adalah teman dari panti. Melihat gelagat saya yang seperti ketakutan, teman dari panti tersebut berkata, “Gelap, ya? Itulah yang kami rasakan sehari-hari.” Sebuah kalimat sederhana yang meluncur dari mulutnya membuat saya merenung untuk beberapa saat dan tersadar betapa hebatnya teman-teman kita yang tunanetra dalam menjalani hidup ini dengan penuh semangat dan tidak pernah mengeluh dengan kondisi yang ada. Sementara dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kita yang normal saja masih sering kali mengeluh akan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak patut untuk kita keluhkan. Semangat hidup teman-teman kita yang tunanetra patut ditiru dan diberi acungan jempol.
Game pun dimulai. Saya mendapat kelompok kucing sehingga saya pun harus mengeong-ngeong untuk mencari teman sekelompok sembari berjalan perlahan langkah demi langkah karena takut menabrak teman yang lain. Ruangan menjadi sangat bising. Ada yang mengaum, mengembik, menggongong dan lain sebagainya. Sangat sulit mencari teman kelompok kucing lainnya. Sekitar 10 menit berputar-putar ruangan dan tidak membuahkan hasil, salah seorang panitia menghampiri saya dan menanyakan nama kelompok saya lalu mengantar saya ke tempat kelompok kucing masih dengan mata tertutup. Sesampainya di sana, saya pun hanya bisa menggandeng tangan salah seorang laki-laki agar tidak kehilangan teman kelompok. Rasanya lega mengetahui saya sudah berkumpul dengan teman satu kelompok.

Finally found my team.

 
But first, let us take a photo!


Saat diperbolehkan membuka mata, saya pun berkenalan dengan anggota kelompok saya. Dari Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin ada Putra, Novita, Ratna, Rayan, dan Rusli sedangkan dari KMBD ada saya, Michael Pien, Agus Indrato dan Ade Putra. Dalam kelompok ini, saya akrab dengan Novita. Novita berumur 25 tahun namun parasnya yang cantik membuatnya terlihat masih seumuran saya yaitu 18 tahun. Novita banyak berbagi cerita dengan saya, salah satunya bahwa pada saat SMA Novita sempat bersekolah di sekolah umum. Novita tidak merasa minder sama sekali. Saya salut dengannya. Kami diberikan selembar kertas untuk menulis huruf Braille, alat untuk menulis huruf Braille dan kertas petunjuk huruf Braille. Pertama kali mencoba rasanya sangat sulit, namun ketika sudah dicoba sangat seru!
Saya baru mengetahui bahwa untuk huruf Braille, untuk huruf kapital, tanda ulang, spasi dan lain sebagainya pun memiliki karakter sendiri sehingga cukup complicated. Awalnya saya belajar menulis nama bersama teman-teman yang lain. Lama kelamaan kami mulai mahir dan saling bertukar pesan dengan teman dari panti menggunakan huruf Braille. Yang saya ingat, mas Rayan menulis pesan yang menyentuh untuk kami yang berisi, “Kakak-kakak terima kasih ya sudah mau bermain bersama kami.” Meskipun kami membacanya masih terbata-bata, namun makna dari kalimat tersebut sangat mengena di hati kami. Saya juga surprised melihat Putra yang masih kecil namun sudah pandai dalam menulis huruf Braille. Di sini terlihat bahwa teman-teman di Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin selalu diberikan pelajaran yang mendukung untuk perkembangan diri mereka dan mengisi waktu mereka dengan positif seperti ekstrakulikuler alat musik dan lainnya.
Setelah asyik belajar huruf Braille, kini tiba saatnya untuk teman-teman panti sholat Jumat. Kami membantu mengantar mereka sampai ke depan pintu dan mencari sendal mereka. Sementara teman-teman panti sholat Jumat, peserta kunjungan membuat kartu ucapan dengan huruf Braille yang nantinya diberikan kepada salah satu teman kelompok kami yang tunanetra. Semua peserta mulai menulis dengan antusias. Ada yang menuliskan pesan yang panjang dan ada pula yang singkat. Pada kesempatan kali ini, saya membuat kartu ucapan untuk Putra yang isinya kurang lebih mengenai perasaan senang saya bisa bertemu dan mengenalnya serta pesan untuk terus belajar agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kartu ucapan buatan saya untuk Putra :)

Sekitar pukul 12.30, teman-teman yang sholat Jumat telah kembali ke aula. Kami kembali menyambutnya di depan pintu dan menemani mereka untuk kembali duduk berkelompok. Kami akan makan siang bersama. Dengan polos Putra bertanya, “Kakak, makanannya apa?” sambil meraba-raba makanan yang disediakan dengan tangan mungilnya. Saya bangga melihat Putra yang mandiri, mampu makan sendiri, tidak manja sama sekali.
Acara kembali dilanjutkan dengan penampilan vocal group persembahan teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin kemudian diisi oleh band dari KMBD yang membuat acara semakin meriah. Mas Rayan dan teman-temannya bahkan membuat sebuah jargon yang penuh semangat yaitu, “KMBD Binus University, mantap, mantap, mantap!!” Semua yang ada di dalam ruangan pun semakin terbakar semangatnya.
Tidak terasa semua rangkaian acara kunjungan telah selesai. Kami pun menyerahkan kartu ucapan yang telah kami buat dan memberikan bingkisan sebagai kenang-kenangan. Untuk menutup acara, kami berfoto bersama. Sampai bertemu lagi teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin! 

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Semoga semua makhluk hidup berbahagia...

Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..

No comments:

Post a Comment