Jumat,
03 April 2015 menjadi salah satu hari yang paling berkesan di dalam hidup saya.
Pada tanggal tersebut saya mendaftarkan diri untuk mengikuti kunjungan ke Panti
Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, Jakarta Timur bersama teman-teman dari Keluarga
Mahasiswa Buddhis Dhammvaddhana (KMBD) BINUS University dalam rangka DV SOS 2015. Peserta kunjungan diminta untuk berkumpul pada
pukul 07.00. Saya sudah tiba di depan admisi Kampus Anggrek pada pukul 06.45
karena tidak mau terlambat mengikuti acara yang tentunya sangat seru ini.
Setelah
semua peserta berkumpul, kami naik ke bus dan melaju ke lokasi tujuan. Perjalanan
yang sangat lancar membuat kami sudah tiba di lokasi sekitar pukul 08.00. Sesampainya
di sana, saya segera turun dengan penuh semangat dan masuk ke aula utama. Ternyata
teman-teman dari bus yang lain sudah tiba terlebih dahulu dan sudah membaur
bersama teman-teman dari Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Rentang usia
teman-teman di panti ini sangatlah beragam mulai dari anak kecil, remaja, orang
tua, hingga lansia. Jujur saja, pada awalnya saya bingung bagaimana cara untuk
berbaur dengan teman-teman yang ada di sini. Saya mengajak seorang wanita paruh
baya untuk mengobrol namun beliau nampak tidak begitu tertarik dan hanya
menjawab pertanyaan saya sekedarnya saja.
Merasa
tidak ada kecocokan, saya pun terdiam. Tidak berapa lama, datang serombongan
teman-teman dari Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Ada salah seorang anak kecil laki-laki
yang menarik perhatian saya. Saya memberanikan diri untuk mendekati dan mengajaknya
berkenalan. Anak kecil tersebut ternyata bernama Putra, umurnya 8 tahun. Wajahnya
sangat menggemaskan. Putra juga sangat lucu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya dengan polosnya. Putra bercerita bahwa ia senang bermain sepak bola. Saya merasa
bersyukur bahwa keterbatasan yang dimilikinya tidak menjadi halangan untuk
beraktifitas seperti anak seumuran lainnya.
Foto bersama Putra :) |
Sekitar
pukul 09.00 acara pun dimulai dengan kata sambutan dari Metta Ratana selaku
ketua pelaksana DV SOS 2015, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Tan William
Tanuwijaya selaku ketua KMBD dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari pihak
Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Acara dilanjutkan dengan penampilan dari
teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Ada yang bermain biola, bernyanyi,
bermain piano, dan banyak lagi. Rasanya sangat bangga melihat mereka mampu
berkarya di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Beberapa teman dari panti
bahkan mampu menjahit dengan mahir. Luar biasa!
Amazing talent from amazing people! |
Acara
dilanjutkan dengan bermain game. Seluruh
peserta kunjungan baik dari KMBD maupun teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya
Bathin diberi secarik kertas yang berisi nama binatang seperti singa, serigala,
kucing dan lain sebagainya. Peserta game lalu diminta untuk menutup mata dengan
slayer, kain atau benda lainnya yang telah diminta panitia untuk dibawa saat
kunjungan. Peserta game harus mencari teman sekelompok yang mendapatkan nama
binatang yang sama dengan syarat hanya boleh menirukan suara dari binatang
tersebut, tidak boleh mengucapkan satu patah kata pun.
Saat
mata saya ditutup, saya menjadi panik karena saya tidak bisa melihat apa pun
dan tidak bisa menentukan arah untuk berjalan. Kebetulan pada saat mata saya
ditutup, di sebelah saya adalah teman dari panti. Melihat gelagat saya yang
seperti ketakutan, teman dari panti tersebut berkata, “Gelap, ya? Itulah yang kami rasakan sehari-hari.” Sebuah kalimat sederhana
yang meluncur dari mulutnya membuat saya merenung untuk beberapa saat dan
tersadar betapa hebatnya teman-teman kita yang tunanetra dalam menjalani hidup
ini dengan penuh semangat dan tidak pernah mengeluh dengan kondisi yang ada. Sementara
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kita yang normal saja masih
sering kali mengeluh akan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak patut untuk kita
keluhkan. Semangat hidup teman-teman kita yang tunanetra patut ditiru dan
diberi acungan jempol.
Game
pun dimulai. Saya mendapat kelompok kucing sehingga saya pun harus
mengeong-ngeong untuk mencari teman sekelompok sembari berjalan perlahan langkah
demi langkah karena takut menabrak teman yang lain. Ruangan menjadi sangat
bising. Ada yang mengaum, mengembik, menggongong dan lain sebagainya. Sangat sulit
mencari teman kelompok kucing lainnya. Sekitar 10 menit berputar-putar ruangan
dan tidak membuahkan hasil, salah seorang panitia menghampiri saya dan
menanyakan nama kelompok saya lalu mengantar saya ke tempat kelompok kucing
masih dengan mata tertutup. Sesampainya di sana, saya pun hanya bisa
menggandeng tangan salah seorang laki-laki agar tidak kehilangan teman kelompok.
Rasanya lega mengetahui saya sudah berkumpul dengan teman satu kelompok.
Finally found my team. |
But first, let us take a photo! |
Saat
diperbolehkan membuka mata, saya pun berkenalan dengan anggota kelompok saya. Dari
Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin ada Putra, Novita, Ratna, Rayan, dan Rusli
sedangkan dari KMBD ada saya, Michael Pien, Agus Indrato dan Ade Putra. Dalam
kelompok ini, saya akrab dengan Novita. Novita berumur 25 tahun namun parasnya yang
cantik membuatnya terlihat masih seumuran saya yaitu 18 tahun. Novita banyak
berbagi cerita dengan saya, salah satunya bahwa pada saat SMA Novita sempat
bersekolah di sekolah umum. Novita tidak merasa minder sama sekali. Saya salut
dengannya. Kami diberikan selembar kertas untuk menulis huruf Braille, alat
untuk menulis huruf Braille dan kertas petunjuk huruf Braille. Pertama kali
mencoba rasanya sangat sulit, namun ketika sudah dicoba sangat seru!
Saya
baru mengetahui bahwa untuk huruf Braille, untuk huruf kapital, tanda ulang,
spasi dan lain sebagainya pun memiliki karakter sendiri sehingga cukup
complicated. Awalnya saya belajar menulis nama bersama teman-teman yang lain. Lama
kelamaan kami mulai mahir dan saling bertukar pesan dengan teman dari panti
menggunakan huruf Braille. Yang saya ingat, mas Rayan menulis pesan yang
menyentuh untuk kami yang berisi, “Kakak-kakak
terima kasih ya sudah mau bermain bersama kami.” Meskipun kami membacanya
masih terbata-bata, namun makna dari kalimat tersebut sangat mengena di hati
kami. Saya juga surprised melihat Putra yang masih kecil namun sudah
pandai dalam menulis huruf Braille. Di sini terlihat bahwa teman-teman di Panti
Sosial Bina Netra Cahaya Bathin selalu diberikan pelajaran yang mendukung untuk
perkembangan diri mereka dan mengisi waktu mereka dengan positif seperti
ekstrakulikuler alat musik dan lainnya.
Setelah
asyik belajar huruf Braille, kini tiba saatnya untuk teman-teman panti sholat
Jumat. Kami membantu mengantar mereka sampai ke depan pintu dan mencari sendal
mereka. Sementara teman-teman panti sholat Jumat, peserta kunjungan membuat
kartu ucapan dengan huruf Braille yang nantinya diberikan kepada salah satu teman
kelompok kami yang tunanetra. Semua peserta mulai menulis dengan antusias. Ada yang
menuliskan pesan yang panjang dan ada pula yang singkat. Pada kesempatan kali
ini, saya membuat kartu ucapan untuk Putra yang isinya kurang lebih mengenai
perasaan senang saya bisa bertemu dan mengenalnya serta pesan untuk terus
belajar agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kartu ucapan buatan saya untuk Putra :) |
Sekitar
pukul 12.30, teman-teman yang sholat Jumat telah kembali ke aula. Kami kembali
menyambutnya di depan pintu dan menemani mereka untuk kembali duduk
berkelompok. Kami akan makan siang bersama. Dengan polos Putra bertanya, “Kakak,
makanannya apa?” sambil meraba-raba makanan yang disediakan dengan tangan
mungilnya. Saya bangga melihat Putra yang mandiri, mampu makan sendiri, tidak
manja sama sekali.
Acara
kembali dilanjutkan dengan penampilan vocal
group persembahan teman-teman Panti
Sosial Bina Netra Cahaya Bathin kemudian diisi oleh band dari KMBD yang membuat acara
semakin meriah. Mas Rayan dan teman-temannya bahkan membuat sebuah jargon yang
penuh semangat yaitu, “KMBD Binus University, mantap, mantap, mantap!!” Semua
yang ada di dalam ruangan pun semakin terbakar semangatnya.
Tidak
terasa semua rangkaian acara kunjungan telah selesai. Kami pun menyerahkan
kartu ucapan yang telah kami buat dan memberikan bingkisan sebagai kenang-kenangan.
Untuk menutup acara, kami berfoto bersama. Sampai bertemu lagi teman-teman
Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin!
Sabbe
Satta Bhavantu Sukhitatta
Semoga
semua makhluk hidup berbahagia...
Sadhu..
Sadhu.. Sadhu..
No comments:
Post a Comment