Friday, April 10, 2015

Pengetikan Ulang Buku untuk Tunanetra (PUBT) DV SOS 2015, 05 April 2015


Posted by: Lenny Yapananda Samudra – 1801373914 - Manajemen

Melodi walk in the forest mengalun perlahan tepat pada pukul 04.30. Tidak seperti biasanya, saya sangat bersemangat untuk bangun pagi, mematikan alarm tersebut dan segera mandi. Ya, hari ini adalah hari Pengetikan Ulang Buku untuk Tunanetra (PUBT) yang merupakan main event dari acara DV SOS 2015 Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana (KMBD) BINUS University yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Fellowship of Netra Community dan Teach for Indonesia (TFI).


Logo DV SOS 2015.
 
Community partner: Teach for Indonesia.

Kebetulan saya ikut andil dalam event ini menjadi panitia volunteer di divisi usher. Saya mendaftarkan diri untuk menjadi panitia volunteer pada event ini karena saya ingin berkontribusi dalam memberikan suatu masa depan yang lebih baik bagi teman-teman kita di luar sana yang tunanetra, salah satunya dengan mengetik ulang buku untuk menambah referensi buku bacaan teman-teman yang tunanetra. Mungkin kegiatan ini nampak sepele. Namun nyatanya, hasil ketikan para volunteer akan diupload dan dapat diunduh oleh panti tunanetra atau komunitas yang peduli akan tunanetra di seluruh Indonesia. Jadi, hal kecil yang kita lakukan akan memiliki dampak yang besar.
Selesai mandi, saya sarapan dan mengecek kembali barang bawaan saya. Kaus panitia berwarna putih bertuliskan “DV SOS 2015 Bring the Light for the Blind” telah saya kenakan, lengkap dengan celana jeans, flat shoes berwarna coklat dan tidak lupa name tag KMBD. Yakin bahwa tidak ada satu pun hal yang terlupakan, saya pun pamit kepada kakak saya untuk berangkat.  Saya sampai di depan admisi Kampus Anggrek sekitar pukul 05.15. Ternyata, sudah banyak panitia yang datang. Luar biasa sekali semangat cici koko panitia!
Sembari menunggu panitia yang belum datang, kami mengisi absensi panitia dan dibagikan roti untuk mengganjal perut. Setelah semua panitia sudah lengkap, kami diarahkan untuk naik bus yang parkir di dekat gedung BNCC. Kami pun berjalan bersama-sama dan langsung naik ke dalam bus setibanya di lokasi parkir. Tidak berapa lama, bus melaju menuju Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, lokasi di mana akan dilakukan PUBT bersama 1.000 volunteer yang sudah kami nantikan.

Tzu Chi Center, PIK.

Sesampainya di Tzu Chi Center, ternyata sudah banyak volunteer yang mengantri untuk masuk padahal registrasi belum dibuka. Saya amazed dan bangga melihat antusiasme yang sangat tinggi dari para volunteer yang pada hari Minggu ini sudah mau meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam event kami. Saya bersama teman-teman usher lainnya segera masuk dan melepaskan sepatu lalu dimasukkan ke dalam shoes bag. Ya, di Tzu Chi Center ini memang diwajibkan untuk melepas alas kaki. Tanpa membuang waktu, kami segera berlari ke ruang logistik untuk menyimpan barang bawaan lalu berpencar sesuai dengan lokasi masing-masing seperti yang sudah dibagi pada saat technical meeting. Dari divisi usher juga mendapatkan bantuan dari Fellowship of Netra Community.
Untuk usher, ada yang berjaga di bagian pendaftaran, sepanjang perjalanan menuju lantai 4 yaitu lokasi pengetikan, dan di depan aula lantai 4. Saya mendapat tugas di depan aula lantai 4 untuk membantu para volunteer dalam menemukan nomor kursinya. Seribu kursi yang ada dibagi menjadi empat blok utama yaitu blok merah, hitam, hijau, dan biru sesuai dengan warna spidol dari nomor pendaftaran para volunteer. Pada pagi hari ini, saya menjadi PIC dari blok merah.
Ketika volunteer mulai berdatangan, saya bersama teman-teman usher yang berjaga di depan aula lantai 4 langsung menyambutnya dengan senyuman, mengucapkan selamat pagi dan mengarahkan para volunteer untuk menunggu di bagian coffee break terlebih dahulu. Sekitar pukul 08.15 barulah para volunteer dipersilakan untuk masuk ke aula. Tidak mudah untuk mengarahkan ratusan volunteer. Saya pun berusaha semaksimal mungkin mengarahkan volunteer sesuai dengan blok mereka masing-masing.

Menjadi usher menjadi pengalaman baru untuk saya.
 
Memberi arahan kepada para volunteer.




Semangat melayani sesama :)

Volunteer yang datang bergerombol membuat saya harus memberi arahan dengan suara yang keras agar terdengar oleh semuanya. Rasa haus mulai menyerang. Namun, melihat wajah-wajah para volunteer yang berseri-seri dan tidak sabar untuk mengikuti acara ini menjadi penyemangat utama saya untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Volunteer yang hadir sangat beragam mulai dari remaja hingga orang tua dan berasal dari bermacam-macam kota baik Jakarta, Bogor, hingga Bandung. Volunteer yang hadir juga memiliki latar belakang agama yang beragam pula yang terlihat dari jilbab atau kalung salib yang mereka kenakan. Perbedaan agama ini tidak menjadi penghalang untuk bersatu dan melakukan kegiatan sosial bagi sesama!
Acara dibuka pada pukul 09.15 dengan penampilan kesenian dari KMBD Dance Group, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Sdri. Metta Ratana selaku Ketua Panitia Pelaksana, Sdra. Tan William selaku Ketua KMBD, Bapak Fatahillah selaku Asisten Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta, Sdri. Irawati selaku Pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Sdri. Tarini selaku Pengurus Fellowship of Netra Community.

Suasana di dalam aula lantai 4.
 
Acara dilanjutkan dengan penampilan dari teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin. Bakat emas yang mereka miliki membuat semua volunteer takjub. Ada yang bernyanyi, bermain biola, piano bahkan saxophone! Tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi dari para volunteer atas persembahan dari teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin riuh terdengar sampai ke luar aula. Penampilan shou yu dari Tzu Ching tidak kalah menariknya. Setiap gerakan tangan yang ditampilkan mengandung makna tersendiri.
Usai melihat kesenian, acara pengetikan pun dimulai. Para volunteer mengeluarkan laptop dari dalam tasnya dan mengaktifkan program Microsoft Word. Ya, para volunteer akan mengetik seperti biasa yang nantinya akan diconvert menjadi huruf Braille. Setiap volunteer sudah mendapatkan petunjuk pengetikan dan fotocopy halaman buku yang akan diketik, yang pada awal acara sudah diletakkan di tempat duduk masing-masing. Dalam waktu sekitar 3 jam ke depan, para volunteer akan mengetik kurang lebih 15 halaman. 

Acara pengetikan ulang buku untuk tunanetra (PUBT).

Para usher yang berjaga di area pengetikan pun mulai kebanjiran pertanyaan dari volunteer. Ada yang bertanya mengenai perataan teks, apakah nomor halaman perlu diketik, dan pertanyaan mengenai teknis pengetikan lainnya. Dengan sigap dan sabar, kami sebagai usher menjawab satu per satu pertanyaan dari volunteer. Setelah tidak ada lagi kebingungan mengenai teknis pengetikan, para volunteer pun mulai mengetik.
Pada saat para volunteer mengetik, divisi usher dibagi menjadi dua sesi untuk makan siang. Saya yang mendapatkan sesi pertama pun segera turun bersama teman-teman usher yang lain menuju basement. Kami langsung mengambil kotak makanan dan menikmati makanan tersebut. Kami hanya diberi waktu 15 menit untuk makan siang agar dapat bergantian dengan sesi kedua. Selesai makan siang, kotak makanan, sendok dan botol dibuang secara terpisah agar dapat didaur ulang.
Sesampainya kembali ke aula pengetikan, sesi kedua untuk makan siang pun turun ke basement. Saya kembali berjaga di sekitar blok merah. Tidak disangka, ada beberapa volunteer yang sudah menyelesaikan pengetikannya dan bertanya apakah mereka boleh meminta teks tambahan untuk diketik. Wow, ketulusan hati para volunteer dalam acara ini patut diacungi dua jempol! Saya pun bertanya kepada panitia yang bersangkutan dan ternyata diperbolehkan untuk menambah teks pengetikan.
Tepat pukul 12.15, Master of Ceremony mengumumkan bahwa sekarang para volunteer akan break untuk makan siang. Pihak Tzu Chi membantu mengarahkan volunteer menuju basement. Barisan yang dibuat sangat rapi dan para volunteer pun mengikuti arahan dengan tertib. Pada saat para volunteer  makan siang, saya dan beberapa usher tetap berada di aula untuk berjaga-jaga. Akhirnya saya dapat melepas penat meskipun hanya sebentar.  
Lima belas menit berlalu, beberapa volunteer nampak sudah kembali ke aula. Karena jumlah volunteer masih sedikit, saya berkeliling menghampiri mereka satu per satu dan mengingatkan untuk mengisi kertas kuning yang berisi data volunteer. Saat volunteer sudah mulai banyak, saya kembali stand by di blok merah. Jumlah volunteer yang sudah menyelesaikan pengetikannya mulai banyak sehingga saya harus berlari ke sana kemari untuk mengambil file hasil ketikan tersebut menggunakan flash disk.
Para volunteer yang belum selesai mengetik melanjutkan pengetikan sampai pukul 14.30 dengan diiringi oleh Latte Band yang membuat suasana semakin cozy. Bagi volunteer yang tidak dapat menyelesaikan pengetikan hingga batas waktu yang diberikan dapat melanjutkan pengetikan di rumah masing-masing lalu dikirim melalu e-mail kepada panitia.
Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan sosialisasi dari Tzu Chi. Sharing dari Sofian, seseorang yang pernah menderita tumor mata dan berhasil berjuang untuk melawan penyakitnya sangatlah inspiratif bahkan membuat beberapa volunteer meneteskan air mata. Apalagi ketika Sofian berbagi cerita saat Sofian bertemu dengan Master Cheng Yen dan Master Cheng Yen berkata, “Sofian, kamu memiliki mata yang gelap, namun hati kamu terang.” Kalimat ini menjadi sebuah renungan di mana tidak ada batasan apa pun untuk menjadi orang yang mulia dan bijaksana. Jangan menjadikan keterbatasan yang kita miliki menjadi sebuah halangan untuk terus berbuat baik dan memperbaiki diri. Setelah sharing dari Sofian, dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai celengan bambu Tzu Ching dan sosialisasi mengenai Tzu Ching.
Acara ditutup dengan doorprize dan foto bersama. Pada saat foto bersama, kami bersama-sama meneriakkan, “DV SOS 2015, we have donated vision!” Akhirnya usai sudah acara DV SOS 2015. Saya sangat senang telah mampu berkontribusi bagi kelancaran acara ini. Saya belajar banyak sekali hal baru. Misalnya saja untuk tidak mudah mengeluh, selalu bersyukur dalam kondisi apa pun serta mengembangkan cinta kasih kepada siapa pun, di mana pun dan kapan pun.

Great day with great people!

Untuk teman-teman yang tunanetra, jangan pernah lelah untuk mengejar mimpi kalian. Keterbatasan yang kalian miliki justru membuat kalian menjadi unik dan menjadi inspirasi bagi kami semua. Jangan pernah menyerah dan terus lakukan yang terbaik dalam hidup kalian. Untuk teman-teman aktivis sosial untuk tunanetra, you’ve done a great job! Lanjutkan! Mari kita berikan masa depan yang lebih baik kepada saudara kita yang tunanetra. Hal kecil yang kalian lakukan akan membuahkan hasil yang besar jika dilakukan dengan terus menerus dan dengan sepenuh hati. Dengan jari volunteer mengetik, dengan jari tunanetra melihat dunia.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para volunteer yang sudah berpartisipasi, seluruh panitia yang telah bekerja keras, dan tidak lupa kepada para sponsor, donatur dan community partner. Semoga apa yang telah kita lakukan membuahkan hasil yang positif dan mampu membawa perubahan kepada teman-teman kita yang tunanetra ke arah yang baik pula tentunya. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan! :)

Divisi usher.

Smileee!


No comments:

Post a Comment