Posted by: Lenny Yapananda Samudra – 1801373914 - Manajemen
Melodi
walk in the forest mengalun perlahan tepat pada
pukul 04.30. Tidak seperti biasanya, saya sangat bersemangat untuk bangun pagi,
mematikan alarm tersebut dan segera mandi. Ya, hari ini adalah hari Pengetikan
Ulang Buku untuk Tunanetra (PUBT) yang merupakan main event dari acara DV
SOS 2015 Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana (KMBD) BINUS University yang
bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Fellowship of Netra Community dan Teach for Indonesia (TFI).
![]() |
Logo DV SOS 2015. |
Kebetulan
saya ikut andil dalam event ini menjadi panitia volunteer di divisi usher. Saya mendaftarkan diri untuk
menjadi panitia volunteer pada event ini karena saya ingin berkontribusi dalam memberikan
suatu masa depan yang lebih baik bagi teman-teman kita di luar sana yang
tunanetra, salah satunya dengan mengetik ulang buku untuk menambah referensi
buku bacaan teman-teman yang tunanetra. Mungkin kegiatan ini nampak sepele.
Namun nyatanya, hasil ketikan para volunteer akan diupload dan dapat diunduh
oleh panti tunanetra atau komunitas yang peduli akan tunanetra di seluruh
Indonesia. Jadi, hal kecil yang kita lakukan akan memiliki dampak yang besar.
Selesai
mandi, saya sarapan dan mengecek kembali barang bawaan saya. Kaus panitia
berwarna putih bertuliskan “DV SOS 2015 Bring
the Light for the Blind” telah saya kenakan, lengkap dengan celana jeans, flat shoes
berwarna coklat dan tidak lupa name tag KMBD. Yakin bahwa tidak ada satu pun
hal yang terlupakan, saya pun pamit kepada kakak saya untuk berangkat. Saya sampai di depan admisi Kampus Anggrek
sekitar pukul 05.15. Ternyata, sudah banyak panitia yang datang. Luar biasa
sekali semangat cici koko panitia!
Sembari
menunggu panitia yang belum datang, kami mengisi absensi panitia dan dibagikan
roti untuk mengganjal perut. Setelah semua panitia sudah lengkap, kami
diarahkan untuk naik bus yang parkir di dekat gedung BNCC. Kami pun berjalan
bersama-sama dan langsung naik ke dalam bus setibanya di lokasi parkir. Tidak
berapa lama, bus melaju menuju Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, lokasi di
mana akan dilakukan PUBT bersama 1.000 volunteer yang sudah kami nantikan.
![]() |
Tzu Chi Center, PIK. |
Sesampainya
di Tzu Chi Center, ternyata sudah banyak volunteer yang mengantri untuk masuk
padahal registrasi belum dibuka. Saya amazed
dan bangga melihat antusiasme yang sangat tinggi dari para volunteer yang
pada hari Minggu ini sudah mau meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam event kami. Saya bersama teman-teman usher lainnya segera masuk dan
melepaskan sepatu lalu dimasukkan ke dalam shoes
bag. Ya, di Tzu Chi Center ini memang
diwajibkan untuk melepas alas kaki. Tanpa membuang waktu, kami segera berlari
ke ruang logistik untuk menyimpan barang bawaan lalu berpencar sesuai dengan
lokasi masing-masing seperti yang sudah dibagi pada saat technical meeting. Dari
divisi usher juga mendapatkan bantuan
dari Fellowship of Netra Community.
Untuk
usher, ada yang berjaga di bagian
pendaftaran, sepanjang perjalanan menuju lantai 4 yaitu lokasi pengetikan, dan di
depan aula lantai 4. Saya mendapat tugas di depan aula lantai 4 untuk membantu
para volunteer dalam menemukan nomor kursinya. Seribu kursi yang ada dibagi
menjadi empat blok utama yaitu blok merah, hitam, hijau, dan biru sesuai dengan
warna spidol dari nomor pendaftaran para volunteer. Pada pagi hari ini, saya
menjadi PIC dari blok merah.
Ketika
volunteer mulai berdatangan, saya bersama teman-teman usher yang berjaga di depan aula lantai 4 langsung menyambutnya
dengan senyuman, mengucapkan selamat pagi dan mengarahkan para volunteer untuk
menunggu di bagian coffee break terlebih dahulu. Sekitar pukul
08.15 barulah para volunteer dipersilakan untuk masuk ke aula. Tidak mudah
untuk mengarahkan ratusan volunteer. Saya pun berusaha semaksimal mungkin
mengarahkan volunteer sesuai dengan blok mereka masing-masing.
![]() |
Menjadi usher menjadi pengalaman baru untuk saya. |
![]() |
Semangat melayani sesama :) |
Volunteer
yang datang bergerombol membuat saya harus memberi arahan dengan suara yang
keras agar terdengar oleh semuanya. Rasa haus mulai menyerang. Namun, melihat
wajah-wajah para volunteer yang berseri-seri dan tidak sabar untuk mengikuti
acara ini menjadi penyemangat utama saya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik. Volunteer yang hadir sangat beragam mulai dari remaja hingga orang tua
dan berasal dari bermacam-macam kota baik Jakarta, Bogor, hingga Bandung.
Volunteer yang hadir juga memiliki latar belakang agama yang beragam pula yang
terlihat dari jilbab atau kalung salib yang mereka kenakan. Perbedaan agama ini
tidak menjadi penghalang untuk bersatu dan melakukan kegiatan sosial bagi
sesama!
Acara
dibuka pada pukul 09.15 dengan penampilan kesenian dari KMBD Dance Group, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Sdri. Metta Ratana
selaku Ketua Panitia Pelaksana, Sdra. Tan William selaku Ketua KMBD, Bapak
Fatahillah selaku Asisten Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta, Sdri.
Irawati selaku Pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Sdri. Tarini
selaku Pengurus Fellowship of Netra Community.
![]() |
Suasana di dalam aula lantai 4. |
Acara
dilanjutkan dengan penampilan dari teman-teman Panti Sosial Bina Netra Cahaya
Bathin. Bakat emas yang mereka miliki membuat semua volunteer takjub. Ada yang
bernyanyi, bermain biola, piano bahkan saxophone! Tepuk tangan sebagai bentuk
apresiasi dari para volunteer atas persembahan dari teman-teman Panti Sosial
Bina Netra Cahaya Bathin riuh terdengar sampai ke luar aula. Penampilan shou yu
dari Tzu Ching tidak kalah menariknya. Setiap gerakan tangan yang ditampilkan
mengandung makna tersendiri.
Usai
melihat kesenian, acara pengetikan pun dimulai. Para volunteer mengeluarkan
laptop dari dalam tasnya dan mengaktifkan program Microsoft Word. Ya, para
volunteer akan mengetik seperti biasa yang nantinya akan diconvert menjadi
huruf Braille. Setiap volunteer sudah mendapatkan petunjuk pengetikan dan fotocopy halaman buku yang akan diketik,
yang pada awal acara sudah diletakkan di tempat duduk masing-masing. Dalam waktu
sekitar 3 jam ke depan, para volunteer akan mengetik kurang lebih 15 halaman.
![]() |
Acara pengetikan ulang buku untuk tunanetra (PUBT). |
Para
usher yang berjaga di area pengetikan
pun mulai kebanjiran pertanyaan dari volunteer. Ada yang bertanya mengenai
perataan teks, apakah nomor halaman perlu diketik, dan pertanyaan mengenai
teknis pengetikan lainnya. Dengan sigap dan sabar, kami sebagai usher menjawab
satu per satu pertanyaan dari volunteer. Setelah tidak ada lagi kebingungan
mengenai teknis pengetikan, para volunteer pun mulai mengetik.
Pada
saat para volunteer mengetik, divisi usher dibagi menjadi dua sesi untuk makan
siang. Saya yang mendapatkan sesi pertama pun segera turun bersama teman-teman
usher yang lain menuju basement. Kami
langsung mengambil kotak makanan dan menikmati makanan tersebut. Kami hanya
diberi waktu 15 menit untuk makan siang agar dapat bergantian dengan sesi
kedua. Selesai makan siang, kotak makanan, sendok dan botol dibuang secara
terpisah agar dapat didaur ulang.
Sesampainya
kembali ke aula pengetikan, sesi kedua untuk makan siang pun turun ke basement.
Saya kembali berjaga di sekitar blok merah. Tidak disangka, ada beberapa
volunteer yang sudah menyelesaikan pengetikannya dan bertanya apakah mereka
boleh meminta teks tambahan untuk diketik. Wow, ketulusan hati para volunteer
dalam acara ini patut diacungi dua jempol! Saya pun bertanya kepada panitia
yang bersangkutan dan ternyata diperbolehkan untuk menambah teks pengetikan.
Tepat
pukul 12.15, Master of Ceremony
mengumumkan bahwa sekarang para volunteer akan break untuk makan siang. Pihak Tzu Chi membantu mengarahkan volunteer
menuju basement. Barisan yang dibuat sangat rapi dan para volunteer pun
mengikuti arahan dengan tertib. Pada saat para volunteer makan siang, saya dan beberapa usher tetap
berada di aula untuk berjaga-jaga. Akhirnya saya dapat melepas penat meskipun
hanya sebentar.
Lima
belas menit berlalu, beberapa volunteer nampak sudah kembali ke aula. Karena
jumlah volunteer masih sedikit, saya berkeliling menghampiri mereka satu per
satu dan mengingatkan untuk mengisi kertas kuning yang berisi data volunteer. Saat
volunteer sudah mulai banyak, saya kembali stand by di blok merah. Jumlah
volunteer yang sudah menyelesaikan pengetikannya mulai banyak sehingga saya
harus berlari ke sana kemari untuk mengambil file hasil ketikan tersebut menggunakan flash disk.
Para
volunteer yang belum selesai mengetik melanjutkan pengetikan sampai pukul 14.30
dengan diiringi oleh Latte Band yang membuat suasana semakin cozy. Bagi volunteer yang tidak dapat
menyelesaikan pengetikan hingga batas waktu yang diberikan dapat melanjutkan
pengetikan di rumah masing-masing lalu dikirim melalu e-mail kepada panitia.
Sesi
selanjutnya dilanjutkan dengan sosialisasi dari Tzu Chi. Sharing dari Sofian, seseorang yang pernah menderita tumor mata dan
berhasil berjuang untuk melawan penyakitnya sangatlah inspiratif bahkan membuat
beberapa volunteer meneteskan air mata. Apalagi ketika Sofian berbagi cerita
saat Sofian bertemu dengan Master Cheng Yen dan Master Cheng Yen berkata, “Sofian, kamu memiliki mata yang gelap,
namun hati kamu terang.” Kalimat ini menjadi sebuah renungan di mana tidak
ada batasan apa pun untuk menjadi orang yang mulia dan bijaksana. Jangan menjadikan
keterbatasan yang kita miliki menjadi sebuah halangan untuk terus berbuat baik
dan memperbaiki diri. Setelah sharing
dari Sofian, dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai celengan bambu Tzu Ching
dan sosialisasi mengenai Tzu Ching.
Acara
ditutup dengan doorprize dan foto
bersama. Pada saat foto bersama, kami bersama-sama meneriakkan, “DV SOS
2015, we have donated vision!” Akhirnya usai sudah acara DV SOS 2015. Saya
sangat senang telah mampu berkontribusi bagi kelancaran acara ini. Saya belajar
banyak sekali hal baru. Misalnya saja untuk tidak mudah mengeluh, selalu
bersyukur dalam kondisi apa pun serta mengembangkan cinta kasih kepada siapa pun,
di mana pun dan kapan pun.
![]() |
Great day with great people! |
Untuk
teman-teman yang tunanetra, jangan pernah lelah untuk mengejar mimpi kalian. Keterbatasan
yang kalian miliki justru membuat kalian menjadi unik dan menjadi inspirasi
bagi kami semua. Jangan pernah menyerah dan terus lakukan yang terbaik dalam
hidup kalian. Untuk teman-teman aktivis sosial untuk tunanetra, you’ve done a
great job! Lanjutkan! Mari kita berikan masa depan yang lebih baik kepada
saudara kita yang tunanetra. Hal kecil yang kalian lakukan akan membuahkan
hasil yang besar jika dilakukan dengan terus menerus dan dengan sepenuh hati. Dengan jari volunteer mengetik, dengan jari
tunanetra melihat dunia.
Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada para volunteer yang sudah berpartisipasi,
seluruh panitia yang telah bekerja keras, dan tidak lupa kepada para sponsor,
donatur dan community partner. Semoga apa yang telah kita
lakukan membuahkan hasil yang positif dan mampu membawa perubahan kepada
teman-teman kita yang tunanetra ke arah yang baik pula tentunya. Sampai jumpa
lagi di lain kesempatan! :)
![]() |
Divisi usher. |
![]() |
Smileee! |
No comments:
Post a Comment