Community Program
Posted by Lenny Yapananda Samudra - 1801373914
Kamis, 30 Mei 2015,
saya dan teman-teman melanjutkan proyek biopori kami yang berlokasi di Paroki
Santo Kristoforus, Grogol. Tepat pukul 10.45 kami pun tiba di lokasi. Kami
segera melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat. Kami
mengisi ulang lubang biopori tersebut dengan dedaunan kering sebagai sampah
organik. Kami juga melihat bahwa lubang dop yang kami buat terlalu kecil
sehingga kami pun memperbesar ukuran lubangnya sehingga air dapat mengalir
dengan lebih mudah ke dalam lubang biopori tersebut.
![]() |
Mengawasi lubang biopori yang telah dibuat |
![]() |
Memperbesar ukurang lubang dop |
![]() |
Lubang dop yang telah diperbesar |
Pengalaman menarik pada pengawasan kali ini yaitu ada beberapa lubang yang tertutup oleh tanah sehingga kami harus menggali tanah yang menutupi biopori tersebut. Jadi, saya rasa tahap pengawasan ini tidak kalah pentingnya dengan proses pembuatan. Karena melalui tahap pengawasan inilah kami dapat mengetahui apakah pengerjaan lubang biopori kami telah memberikan hasil serta dapat mencegah hal yang tidak diinginkan seperti tertimbunnya lubang biopori yang telah kami kerjakan.
Ada banyak sekali
manfaat yang diperoleh dengan pembuatan biopori. Antara lain, meningkatkan daya
resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas
rumah kaca, memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, serta
mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti demam berdarah dan
malaria.
·
Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran
lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air,
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat
dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah
sebanyak 3140 cm². Dengan kata lain, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran
dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm² setelah dibuat
lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi
3218 cm².
·
Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang
resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik ke dalamnya. Sampah
ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan
kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini
dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan
air biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus
berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos.
·
Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar
tanaman
Seperti
disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktifkan oleh organisme tanah,
khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya
akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan
dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan
aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa
terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan
tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal
ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia
dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada
periode tertentu.
·
Dengan hadirnya lubang-lubang resapan
biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang
diakibatkan seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah
(filariasis) akan dapat dihindari. (read
more at www.biopori.com)
Nampaknya
lubang biopori yang kami buat telah menunjukkan manfaat. Contohnya, pada saat
hujan, air sering kali menggenang bahkan mengakibatkan banjir di lingkungan
Paroki Santo Kristoforus. Semenjak adanya lubang biopori yang kami buat,
masalah ini tidak terjadi lagi. Senang rasanya mengetahui bahwa proyek yang
kami kerjakan membuahkan hasil yang positif bagi sesama dan lingkungan sekitar.
Maka dari itu, ayo teman-teman kita buat lubang biopori di sekitar kita untuk
meningkatkan proses peresapan air!
Summary:
Summary:
- Kegiatan yang
dilakukan: Melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat
sebelumnya.
- Nilai Pancasila
yang diterapkan: sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Karena kelompok kami setiap
mengambil keputusan selalu dilakukan dengan musyawarah. Contohnya pada saat menentukan tanggal untuk melanjutkan pengerjaan proyek biopori, kami akan
berdiskusi untuk memilih tanggal yang terbaik di mana semua anggota dapat ikut
serta. Kelompok kami juga selalu saling menghargai pendapat satu sama lain.
![]() |
Cheers! |
No comments:
Post a Comment