Friday, May 1, 2015

Pengawasan Biopori, 30 April 2015

Community Program


Posted by Lenny Yapananda Samudra - 1801373914

Kamis, 30 Mei 2015, saya dan teman-teman melanjutkan proyek biopori kami yang berlokasi di Paroki Santo Kristoforus, Grogol. Tepat pukul 10.45 kami pun tiba di lokasi. Kami segera melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat. Kami mengisi ulang lubang biopori tersebut dengan dedaunan kering sebagai sampah organik. Kami juga melihat bahwa lubang dop yang kami buat terlalu kecil sehingga kami pun memperbesar ukuran lubangnya sehingga air dapat mengalir dengan lebih mudah ke dalam lubang biopori tersebut.
Mengawasi lubang biopori yang telah dibuat
Memperbesar ukurang lubang dop
Lubang dop yang telah diperbesar

Pengalaman menarik pada pengawasan kali ini yaitu ada beberapa lubang yang tertutup oleh tanah sehingga kami harus menggali tanah yang menutupi biopori tersebut. Jadi, saya rasa tahap pengawasan ini tidak kalah pentingnya dengan proses pembuatan. Karena melalui tahap pengawasan inilah kami dapat mengetahui apakah pengerjaan lubang biopori kami telah memberikan hasil serta dapat mencegah hal yang tidak diinginkan seperti tertimbunnya lubang biopori yang telah kami kerjakan.
Ada banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan pembuatan biopori. Antara lain, meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca, memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, serta mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti demam berdarah dan malaria.
·         Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm². Dengan kata lain, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm² setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm².
·         Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik ke dalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan air biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos.
·         Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktifkan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu.
·         Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkan seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari. (read more at www.biopori.com)
Nampaknya lubang biopori yang kami buat telah menunjukkan manfaat. Contohnya, pada saat hujan, air sering kali menggenang bahkan mengakibatkan banjir di lingkungan Paroki Santo Kristoforus. Semenjak adanya lubang biopori yang kami buat, masalah ini tidak terjadi lagi. Senang rasanya mengetahui bahwa proyek yang kami kerjakan membuahkan hasil yang positif bagi sesama dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, ayo teman-teman kita buat lubang biopori di sekitar kita untuk meningkatkan proses peresapan air!

Summary:
- Kegiatan yang dilakukan: Melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat sebelumnya.
- Nilai Pancasila yang diterapkan: sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Karena kelompok kami setiap mengambil keputusan selalu dilakukan dengan musyawarah. Contohnya pada saat menentukan tanggal untuk melanjutkan pengerjaan proyek biopori, kami akan berdiskusi untuk memilih tanggal yang terbaik di mana semua anggota dapat ikut serta. Kelompok kami juga selalu saling menghargai pendapat satu sama lain.


Cheers!

No comments:

Post a Comment