Wednesday, May 6, 2015

Pelatihan Jurnalistik KMBD, 12 April 2015

Poster pelatihan jurnalistik KMBD




     Minggu, 12 April 2015 yang lalu, saya mengikuti pelatihan jurnalistik dengan tema "Come, See and Add Knowledge of Journalism" yang diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana. Pelatihan ini dilaksanakan di ruang K3A-K3B Kampus Syahdan BINUS University. Sebelum memasuki ruangan, peserta diminta terlebih dahulu untuk mengisi daftar hadir dan data diri. Ketika memasuki ruangan, panitia segera menyambut dengan ramah dan memberikan satu eksemplar koran Kompas terbaru beserta notes dan pulpen. Ya, pelatihan ini akan diisi oleh Bapak Albertus Subur Tjahjono, wakil redaktur harian Kompas. Bapak Donant Alananto Iskan turut berbagi dalam pelatihan ini. Ruangan pelatihan telah dihiasi dengan photobooth yang dilengkapi dengan beragam aksesoris.

     Acara dibuka dengan kata sambutan dari ketua pelaksana yaitu Stephen Tjoa dan ketua KMBD XXVI yaitu Tan William Tanuwijaya. Selanjutnya, ada persembahan dari Band Mashed Potato yang memeriahkan acara. Materi acara pun dimulai. Bapak Albertus menjelaskan mengenai anatomi berita dengan jelas untuk berita keras (hard news), berita kisah (feature), analisis berita (news analysis), dan tajuk rencana (editorial). Beliau juga sharing mengenai teknik penulisan berita yang baik dan benar. Beliau selalu memberikan contoh untuk setiap pembahasan sehingga saya dapat memahaminya dengan lebih mudah.

     Sesi berikutnya diisi oleh Bapak Donant Alananto Iskan yang menjelaskan mengenai perbedaan antara preview dan review. Secara dadakan, diadakanlah lomba menulis. Saya pun mengikutinya dengan antusias karena saya memang senang menulis. Selesai mengikuti lomba, peserta dipersilahkan untuk makan siang. Semua peserta pun menikmati makan siang yang telah disediakan panitia.

     Setelah makan siang, acara pun dilanjutkan dengan penampilan dari Band Mashed Potato lagi dan pengumuman pemenang lomba. Alangkah terkejutnya saya ketika mengetahui bahwa saya mendapatkan juara pertama. Saya merasa sangat senang dan bangga. Kala itu, saya memilih tema Pemilihan Umum dari tiga tema yang ada. Setelah hadiah diberikan, acara ditutup dengan foto persama. Acara pelatihan jurnalistik ini sangat bermanfaat untuk menambah dan mengasah kemampuan. Semoga acara seperti ini dapat terus diadakan! :)

Monday, May 4, 2015

Pengawasan Biopori, 04 Mei 2015

Community Program


Posted by Lenny Yapananda Samudra - 1801373914

Senin, 04 Mei 2015, saya dan teman-teman kembali melakukan pengawasan terhadap lubang biopori yang telah kami buat di Paroki Santo Kristoforus, Grogol. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 11.30. Kami pun mengecek dan mengisi ulang lubang biopori tersebut dengan daun kering yang dengan mudah kami temukan di sekitar area taman. Kami juga membantu menyiram tanaman yang ada di taman.
Pengawasan lubang biopori
Salah satu lubang biopori yang kami buat

Dari proyek lubang biopori ini, saya mendapatkan banyak pelajaran. Salah satunya untuk tidak menilai seseorang dari penampilannya saja. Sebab, pada awalnya saya mengira beberapa teman saya tidak akan bekerja dengan serius dan hanya akan main-main saja. Nyatanya, seluruh teman saya bekerja dengan sangat baik dan penuh semangat. Saya juga percaya bahwa segala sesuatu tidaklah sulit apabila dikerjakan bersama-sama. Jujur saja, saya berpikir bahwa proyek biopori merupakan proyek yang paling sulit dibandingkan dengan proyek CB lainnya. Namun, proyek biopori ini justru menjadi suatu tantangan tersendiri bagi saya. Mulai dari mencari pinjaman bor biopori, mengajak teman-teman untuk aktif dalam pengerjaan proyek ini, hingga pada saat terjun ke lapangan yang membutuhkan banyak tenaga.


Bernarsis ria usai mengerjakan proyek biopori

Proyek biopori ini secara tidak langsung mengandung nilai-nilai Pancasila, yaitu sila pertama, sila ketiga dan sila keempat. Sila pertama, KeTuhanan Yang Maha Esa, saya bersyukur mendapatkan anggota kelompok yang menganut agama yang berbeda. Di sini saya belajar mengenai keanekaragaman suku, agama dan ras serta saling menghargai satu sama lain. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, sangat nampak melalui kerja sama dan gotong royong yang kami lakukan dalam pengerjaan lubang biopori ini. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, proyek biopori ini mengajarkan kami untuk tidak egois dan mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
Saya mengucapkan terima kasih kepada TFI (Teach for Indonesia) yang telah memberi kesempatan saya untuk mengerjakan proyek biopori ini. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan dan memberi penyadaran bagi diri saya sendiri. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Paroki Santo Kristoforus yang diwakili oleh Bapak Vanny Tuerah yang telah menerima kami dengan sangat baik dan dengan tangan terbuka. Pesan dan kesan yang diberikan Bapak Vanny yaitu beliau  merasa senang ada generasi muda yang masih peduli dan mau melaksanakan kegiatan sosial. Beliau juga merasa terbantu dengan lubang biopori yang kami buat. Saya merasa bangga mendengarnya sekaligus senang karena proyek biopori kami memberikan hasil yang positif untuk sesama.

Pak Vanny Tuerah, kepala rumah tangga Paroki Santo Kristoforus

Kesan saya untuk Paroki Santo Kristoforus yaitu Paroki ini memiliki area taman yang indah dengan dihiasi oleh patung-patung. Taman tersebut diurus dengan baik dan ditata dengan indah. Pesan saya untuk Paroki Santo Kristoforus, semoga taman tersebut terus dijaga kelestariannya dan mungkin pihak Paroki santo Kristoforus dapat melanjutkan untuk membuat lubang-lubang biopori berikutnya. Dan pesan saya untuk teman-teman semua, jangan hanya mengeluh apabila terjadi banjir. Namun lihatlah apa yang telah kita perbuat untuk mengatasi banjir tersebut. Jangan hanya berpangku tangan, naun mulailah berbuat sesuatu untuk alam kita. Bumi kita hanya ada satu, mari kita cintai bumi ini!

Taman Paroki Santo Kristoforus yang asri. Go green!

Friday, May 1, 2015

Pengawasan Biopori, 30 April 2015

Community Program


Posted by Lenny Yapananda Samudra - 1801373914

Kamis, 30 Mei 2015, saya dan teman-teman melanjutkan proyek biopori kami yang berlokasi di Paroki Santo Kristoforus, Grogol. Tepat pukul 10.45 kami pun tiba di lokasi. Kami segera melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat. Kami mengisi ulang lubang biopori tersebut dengan dedaunan kering sebagai sampah organik. Kami juga melihat bahwa lubang dop yang kami buat terlalu kecil sehingga kami pun memperbesar ukuran lubangnya sehingga air dapat mengalir dengan lebih mudah ke dalam lubang biopori tersebut.
Mengawasi lubang biopori yang telah dibuat
Memperbesar ukurang lubang dop
Lubang dop yang telah diperbesar

Pengalaman menarik pada pengawasan kali ini yaitu ada beberapa lubang yang tertutup oleh tanah sehingga kami harus menggali tanah yang menutupi biopori tersebut. Jadi, saya rasa tahap pengawasan ini tidak kalah pentingnya dengan proses pembuatan. Karena melalui tahap pengawasan inilah kami dapat mengetahui apakah pengerjaan lubang biopori kami telah memberikan hasil serta dapat mencegah hal yang tidak diinginkan seperti tertimbunnya lubang biopori yang telah kami kerjakan.
Ada banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan pembuatan biopori. Antara lain, meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca, memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, serta mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti demam berdarah dan malaria.
·         Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm². Dengan kata lain, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm² setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm².
·         Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik ke dalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan air biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos.
·         Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktifkan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu.
·         Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkan seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari. (read more at www.biopori.com)
Nampaknya lubang biopori yang kami buat telah menunjukkan manfaat. Contohnya, pada saat hujan, air sering kali menggenang bahkan mengakibatkan banjir di lingkungan Paroki Santo Kristoforus. Semenjak adanya lubang biopori yang kami buat, masalah ini tidak terjadi lagi. Senang rasanya mengetahui bahwa proyek yang kami kerjakan membuahkan hasil yang positif bagi sesama dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, ayo teman-teman kita buat lubang biopori di sekitar kita untuk meningkatkan proses peresapan air!

Summary:
- Kegiatan yang dilakukan: Melakukan pengawasan terhadap 10 lubang biopori yang telah kami buat sebelumnya.
- Nilai Pancasila yang diterapkan: sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Karena kelompok kami setiap mengambil keputusan selalu dilakukan dengan musyawarah. Contohnya pada saat menentukan tanggal untuk melanjutkan pengerjaan proyek biopori, kami akan berdiskusi untuk memilih tanggal yang terbaik di mana semua anggota dapat ikut serta. Kelompok kami juga selalu saling menghargai pendapat satu sama lain.


Cheers!